Kamis, 10 November 2011

Askep Leukimia


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
System hematology tersusun atas darah dan tempat darah di produksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limpe. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan orang lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah, sel darah dibagi menjadi eritrosit, leukosit, haemoglobin. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan dari sel darah tersebut akan terjadi kelainan haematologis, diantaranya yaitu leukemia. Leukemia adalah suatu keganasan pada sel darah berupa proliferasi patologis sel hemapeutik muda yang ditandai dengan adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain.
Leukemia adalah suatu keganasan pada sel darah berupa proliferasi patologis sel hemapeutik muda yang ditandai dengan adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain.
Leukemia biasanya menyerang lebih sering pada anak laki-laki dari pada anak perempuan setelah usianya lebih dari 1 tahun. Permasalahan yang timbul pada leukemia antara lain : pilek tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu, demam, anorexia, berat badan menurun, memar tanpa sebab, nyeri pada tulang dan persendian nyeri abdomen.

B.       Tujuan

1.       Dapat Mengetahui Penatalaksanaan keperawatan

2.       Dapat Mengetahui Penatalaksanaan Medis








BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Leukemia
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atai darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang nampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya Promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

B.      Klasifikasi
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar :
v  Perjalanan alamiah penyakit : akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
v  Tipe sel predominan yang terlibat : limfoid dan myeloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.
·         Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
·         Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
v  Jumlah leukosit dalam darah
·         Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal.
·         Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal.
v  Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi :
·         Leukemia limfosik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
·         Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
·         Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hamper tidak ada pada anak-anak.
·         Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.

            Jenis-jenis sel darah putih :
1.       Neutrofil               : berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasanya jumlahnya 55-70%.
2.       Monosit                : atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8%. monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag.
3.       Eusinofil (%EOS) : biasanya 1-3% leukosit, sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Fungsi
4.       Basofil (%BASO)  : fungsinya tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit.

C.     Etiologi
Penyebab dasar dari leukemia tidak diketahui tetapi pengaruh genetic mempunyai insiden leukemia akut 20 kali lipat. Factor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (bensen, Arsen, Klorampeniol. Fenilbutazon dan agen neuplastik) dikaitkan dengan frekwensi peningkatan penyakit leukemia.
Kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.



















D.     Patofisiologi
Perkembangan patologi sel dan manifestasi klinik pada leukemia


Penurunan Platelet
 








anemia
 

Resiko tinggi terhadap infeksi
 

pendarahan
 
 



E.      Manifestasi Klinis
Gejala-gejala leukemia mulai dari sangat ringan atau tidak tampak seperti diperlihatkan umumnya kronis dan berat. Seperti yang kadang-kadang terobsesi pada leukemia akut.
v  Tanda dan Gejala dari LLA
ü  Anemia
ü  Pendarahan
ü  Demam
ü  Nyeri tulang
ü  Infeksi
v  Gejala Neurologis
ü  Sakit kepala
ü  Mual muntah
ü  Gangguan penglihatan
v  LMA
ü  Demam
ü  Kelelahan
ü  Mudah memar
ü  Infeksi
ü  Napas pendek
ü  Berat badan turun
ü  pendarahan
v  LMK
ü  Demam
ü  Berkeringat malam hari
ü  Kelelahan
ü  Memar
ü  Nyeri tekanan pada tulang
ü  Pendarahan
ü  Hepatomegali

F.      Penatalaksanaan Medis
a.       Transfusi darah, jika kadar Hb kurang dari 6,9% pada trombositopenia yang berat dan perdarahan massif dapat diberikan trombosit.
b.       Pelaksanaan kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi
·         Fase induksi : dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa di tegakan pada fase ini diberikan kortikosteroid (prednisone) vinaistim, dan L-asparagiginasi. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda berkurang dari 5%.
·         Fase Profilaksis Sistem Saraf Pusat : pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortisone melalui intra thecal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi iridiasi cranial hanya dilakukan pada pasien leukemia yang mengalami gangguan Sistem Saraf Pusat.
·         Konsolidasi : pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh., secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Untuk memulai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang maka pengobatan dihentikan. Sementara atau dosis obat dikurangi.
Penatalaksanaan Keperawatan
a.       Pendekatan psikososial harus diutamakan
b.       Ruangan aseptik dan bekerja secara aseptik

G.     Komplikasi
a.       Gagal sumsum tulang
b.       Infeksi
c.       Hepatomegali
d.       Splenomegali
e.       Limpadenopati











H.     ASUHAN KEPERAWATAN
        I.            PENGKAJIAN
a.       Biodata
Meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, dst.
b.       Riwayat kesehatan
·         Keluhan utama : kelelahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktifitas, demam, anemia, mual, muntah, pendarahan.
·         Riwayat penyakit yang lalu : perlu ditanyakan riwayat penyakit yang lalu seperti malnutrisi, pasca operasi, kehilangan darah lewat saluran cerna.
·         Riwayat penyakit keluarga : adanya factor hereditas ada atau tidak anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
a.       Data biopsikososial spiritual
·         Biologis/ fisiologis
-          nutrisi : kehilangan nafsu makan, anoreksia, mual muntah
-          eliminasi : diare, darah terang pada tisu, feses hitam, darah pada urine, penurunan saluran urine, epistaksis, ekimosis.
-          Istirahat/ tidur : lama dan waktu serta kelainan yang mengganggu misalnya : kesemutan, pusing, gangguan penglihatan.
-          Aktivitas : pasien mengalami kelemahan dan keletihan yang menyebabkan keterbatasan aktifitas.
-          Kebiasaan : tanyakan kebiasaan pasien/ klien mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung zat besi.
·         Data psikologi/ gangguan konsep diri
-   Body image         : perasaan tidak berdaya
-   Ideal diri              : kurang konsentrasi, gelisah, takut, marah, sedih.
-   Harga Diri           : disoreantasi, menarik diri.
-   Peran                  : kelelahan, tidak mampu melaksanakan aktifitas seperti biasa.
-   Identitas Diri        : depresi


·         Data sosial
Menarik diri, perubahan alam perasaan, berhati-hati, disoreantasi, kurang konsentrasi.
·         Data spiritual
Perlu ditanyakan kegiatan rutinitas ibadah.
      II.            PEMERIKSAAN FISIK
a.       Inpeksi        :
-          distensi abdominal
-          kulit dan mukosa mulut, pucat, pulpura, ekimosis, petekie. Pendarahan, retina, pendarahan gusi, pembesaran nodul limfe, linfa, hati, ikterik, pendarahan serebra.
b.       Palpasi :
Nyeri tekan perianal, nyeri abdomen, kram otot.
c.       Perkusi :
Nyeri tulang/ sendi
d.       Auskultasi :
Takikardi, mur-mur jantung, penurunan bunyi usus, dispnea, ronkhi, penurunan bunyi napas.
Tanda-tanda vital
-          keadaan umum : kelelahan, kelemahan.
-          Tingkat kesadaran
-          TB :                        BB : penurunan BB
-          Vital sign :
-          nadi : bradikardi/ takikardi
-          suhu : penurunan/ peningkatan
-          tensi :
-          Respirasi :
    III.            PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-          hitung darah lengkap :
-          HB             : kurang dari 10 gr/ 100 ml
-          Retikulosit   : Jumlah biasanya rendah.
-          Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah
-          DT/ PTT     : memanjang
-          LDH           : mungkin meningkat.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL.
1.       Nyeri akut b/d pengecilan tulang
2.       perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
3.       intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan.
4.       gangguan integritas kulit b/d devisit nutrisi dan pengaliran darah kejaringan berkurang.
5.       kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi yang adekuat tentang proses penyakit, nutrisi, obat-obatan dan aktivitas.
6.       resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat misalnya : penurunan Hb, leucopenia, penurunan granulosis.






















BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atai darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Leukemia dapat dibagi menjadi :
·         Leukemia limfosik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
·         Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa dari pada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
·         Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hamper tidak ada pada anak-anak.
·         Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

B.     Saran dan Kritik

v  Diharapkan kepada seluruh mahasiswa khususnya tingkat II A, agar lebih memperhatikan lagi pada saat dosen pembimbing sedang menerangkan mata kuliahnya.



                           
DAFTAR PUSTAKA



Betz, Cecily L. & Sowden. 2002. Keperawatan Pediatri, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Brunner dan Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah,  edisi 8. Jakarta: EGC.